Memasuki usia lanjut, kondisi kesehatan seringkali ikut menurun. Kemampuan syaraf maupun sel-sel tubuh lainnya tidak lagi bekerja maksimal karena penurunan fungsi organ tubuh. Itulah sebabnya lansia lebih rentan terserang penyakit. Baik itu yang menyerang syaraf, tulang, otak, maupun mata. Berikut ini beberapa penyakit yang rentan menyerang lansia.

1. Osteoporosis
Penyakit yang rentan menyerang lansia salah satunya adalah osteoporosis. Melansir dari website Dinas Kesehatan NTB, osteoporosis adalah kondisi kepadatan tulang berkurang sehingga menyebabkan tulang keropos. Massa tulang mengalami penurunan. Begitu pula dengan kualitas jaringan tulang dan kemampuan regenerasinya yang menurun. Saat terserang osteoporosis, tulang rentan patah atau retak.
Biasanya osteoporosis jarang menunjukan gejala. Penyakit ini justru baru diketahui saat seseorang mengalami cidera pada tulangnya. Namun, ada ciri yang mungkin terlihat sebagai gejala awal. Pertama, dengan melihat postur tubuh yang cenderung bungkuk. Pada kondisi tertentu, tinggi badan juga terlihat berkurang. Penderita osteoporosis mudah sekali cidera tulang walaupun hanya terkena benturan ringan.
Untuk mencegah kemungkinan osteoporosis atau perawatan osteoporosis, maka perlu asupan kalsium dan vitamin D. Keduanya dapat diperoleh melalui makanan dan suplemen tambahan berupa vitamin tulang untuk lansia.
2. Katarak
Selanjutnya ada katarak sebagai penyakit yang rentan menyerang lansia. Penyakit degeneratif ini terjadi pada bagian lensa mata. Melansir dari RS Mitra Keluarga, penyebab katarak karena terbentuknya protein yang mengubah struktur lensa mata. Selain itu, katarak juga dapat terjadi karena cidera pada lensa mata hingga faktor genetik.
Ketika terkena katarak, lensa mata yang tadinya bening akan berubah keruh dan buram. Jika diumpamakan, pandangan penderita katarak seperti melihat melalui jendela yang berkabut. Gejala lainnya, penderita katarak seringkali kesulitan melihat saat malam hari, lebih peka pada cahaya silau, atau penglihatan ganda.
Jika penyakit ini dibiarkan, maka lama kelamaan mata dapat mengalami kebutaan. Upaya terbaik untuk pengobatannya yang pertama jelas harus melakukan pemeriksaan ke dokter mata. Tujuannya untuk mengecek tingkat keparahan katarak.
Untuk katarak ringan (immature), maka tindakan pengobatan masih dapat teratasi tanpa operasi. Misalnya, dengan menggunakan kacamata berlensa kuat. Sementara itu, untuk katarak berat (mature), maka perlu tindakan operasi berdasarkan saran terbaik dari dokter mata. Prosedur operasi biasanya memakan waktu hanya sekitar 15-20 menit.

3. Inkontinensia urine
Seiring bertambahnya usia, inkontinensia urine menjadi salah satu penyakit yang rentan menyerang lansia. Wanita lebih rentan terkena daripada pria dengan ratio perbandingan 2:1.
Inkontinensia urine adalah suatu kondisi melemahnya otot dasar panggul yang menahan keluarnya urine dari kandung kemih. Akibatnya, penderita inkontinensia urine kerap buang air secara tidak terkendali. Bahkan kadang si penderita tidak menyadari saat ia buang air kecil.
Inkontinensia urine pada lansia umumnya terjadi karena otot panggul melemah seiring bertambahnya usia. Mereka kerap kesulitan mengontrol keinginan untuk buang air kecilnya. Lansia yang mengalami ini perlu mendapat perhatian khusus seperti penggunaan popok khusus. Tujuannya agar lansia penderita inkontinensia urine tetap nyaman dan terjaga kebersihannya walaupun sering mengompol secara tiba-tiba.
Untuk perawatan lansia yang mengalami inkontinensia urine, maka pilih menu makanan sehat. Hindari makanan/minuman yang asam, pedas, atau mengandung kafein dan soda. Jika lansia masih aktif bergerak, maka cobalah rutin melakukan senam kegel.
4. Alzheimer
Penyakit lansia yang juga perlu diwaspadai adalah alzheimer. Alzheimer rentan menyerang lansia usia 65 tahun ke atas. Penyakit ini menyerang sel-sel otak sehingga menurunkan fungsi memori, perubahan perilaku, hingga kesulitan bergerak. Pada kasus yang lebih berat, alzheimer bahkan dapat menyebabkan kematian.
Untuk mewaspadai penyakit ini, pahami gejala awalnya supaya dapat segera tertangani sebelum bertambah parah. Penderita alzheimer sangat mudah lupa, bahkan terkait informasi yang baru saja diterimanya. Selain itu, penderitanya kesulitan menghapal urutan, arah, maupun mencerna gambar visual. Ada pula penderita alzheimer yang mengalami kesulitan berbicara dan menulis. Gangguan-gangguam tersebut berdampak pada aktivitas kesehariannya. Perlu pendampingan yang baik pada lansia penderita alzheimer.
Beberapa upaya dapat meminimalisir risiko terserang alzheimer. Mulai dari menjaga pola hidup sehat, rutin melakukan aktivitas fisik, membaca, bermain teka-teki silang, atau mengonsumsi suplemen yang baik untuk otak.
5. Hipertensi
Pada beberapa kasus, orang dengan usia muda sebenarnya mungkin saja mengidap hipertensi (tekanan darah tinggi). Namun, faktor usia lanjut tetap paling rentan dengan penyakit ini. Sebab, perubahan pada fungsi organ tubuh sangat memengaruhi tekanan darah di jantung.
Pada orang lanjut usia, tekanan darah normal jika berada pada angka 120/80. Sementara, tekanan darah lansia tergolong tinggi jika berada pada angka 140/90. Jika hipertensi pada lansia tidak tertangani dengan baik, maka dapat menimbulkan komplikasi ke organ lainnya. Baik itu jantung, ginjal, kebutaan, dan lain-lain.
Ada beberapa gejala yang biasanya terasa oleh lansia yang mengalami hipertensi. Gejala tersebut antara lain: pusing, mual, detak jantung tidak teratur, sulit bernapas, dada terasa berdebar, hingga merasa kelelahan yang luar biasa.
Untuk mengontrol hipertensi, maka lansia perlu menjaga makanannya. Hindari makanan yang berlemak dan tinggi kandungan garam. Sebaiknya perbanyak konsumsi makanan kaya serat seperti sayuran dan buah.
Kemudian, rutin beraktivitas fisik ringan seperti berkebun atau berjalan kaki santai sekitar 20-30 menit per hari. Hal ini untuk menjaga kebugaran jantung, bahkan dapat menjaga berat badan ideal. Hindari stres dan pastikan lansia cukup beristirahat.

Itulah 5 penyakit lansia yang umum terjadi, mulai dari osteoporosis, inkontinensia urine, hingga hipertensi. Penyakit yang rentan menyerang lansia tersebut seringkali membuat mereka kesulitan untuk beraktivitas normal. Oleh sebab itu, orang tua lansia perlu mendapat pendampingan dan perawatan yang baik. Pastikan lansia tetap memiliki kegiatan ringan secara rutin untuk menjaga kinerja syaraf motoriknya. Atur pola dan menu makanan agar meminimalisir efek yang lebih buruk maupun komplikasi dengan penyakit lainnya. Nah, untuk anda yang masih di usia muda, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan sejak dini, ya. Konsumsilah makanan sehat, rutin berolahraga, dan rajin periksakan kesehatan (medical check-up).***