Bicara khasanah kuliner Indonesia, tentu tak luput dari kecap manis. Hampir semua dapur rumah, warung makan, hingga restoran menyimpan persediaan kecap. Si hitam manis bertekstur kental ini memang lekat dengan lidah orang Indonesia.
Nah, tahukah kamu kalau beberapa daerah di Indonesia juga memiliki produk kecap manis lokalnya sendiri? Bahkan, tak sedikit yang usianya sudah mencapai puluhan tahun. Ini tak lepas dari keberhasilan produsen kecap lokal menciptakan cita rasa khas yang konsisten dari masa ke masa.
Simak beberapa merek kecap lokal legendaris yang ada di Indonesia berikut ini. Barangkali kamu tertarik mencicipi jika mampir ke kota asalnya.
1. Kecap Benteng – Tangerang (1882)

Warga Tangerang dan Jakarta pasti tak asing dengan merek kecap Benteng, yang sekarang menggunakan nama Kecap Benteng Tulen Cap Istana.
Pabrik Kecap Benteng pertama kali berdiri di Tangerang pada tahun 1882 oleh Teng Hay Soey, kemudian dilanjutkan oleh Teng Giok Seng. Saat ini, anak cucunya sudah melanjutkan jalannya usaha operasional pabrik.
Keistimewaan dari Kecap Benteng Tulen Cap Istana adalah rasanya yang legit dan lebih kental. Cocok sekali untuk cocolan maupun paduan olahan berbagai resep makanan. Tak heran jika banyak koki dari restoran ternama di Tangerang dan Jakarta yang menyukai kecap ini sebagai pelengkap masakannya.
2. Kecap Manis Cap Orang Jual Sate – Probolinggo (1889)

Warga Probolinggo pasti tak asing dengan kecap ini. Merek Cap Orang Jual Sate adalah kecap andalan warga Probolinggo, terutama untuk olahan bumbu sate. Kecap ini teksturnya tak sekental kecap manis lain dan cenderung encer. Namun, inilah yang menjadi keunikannya.
Jika menilik sejarahnya, Ong Tjien Boen pada tahun 1889 mendirikan usaha pabrik Kecap Cap Orang Jual Sate. Saat itu masih menggunakan nama “Bintang Bidadari”.
Beberapa tahun kemudian, anak-anaknya melanjutkan usaha pabrik kecap tersebut. Dua produk populer keluaran pabriknya kala itu adalah kecap Bintang Bidadari dan Cap Macan.
Kecap produksi pabrik ini baru menggunakan merek Cap Jual Sate saat perusahaan berada di bawah pengelolaan Nyoo Tjing Hien. Kala itu perusahaan berubah menjadi badan hukum Perseroan Terbatas, yaitu PT Pusaka Sumber Jaya. Pada tahun 1991, PT Aneka Food mengambilalih PT Pusaka sehingga produksi kecap manis terus berjalan hingga kini.
3. Mirama – Semarang (1930)

Kecap Mirama sangat kenamaan di wilayah Semarang sebab sudah ada sejak tahun 1930an. Kwee Siek Giem awalnya membuat kecap ini untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Melansir dari ayosemarang.com, anak dari Kwee Siek Giem ini baru mulai memasarkan kecap ini sekitar tahun 1940an ke toko-toko terdekat. Saat mulai diminati dan usaha dipegang penuh oleh Jan Liang Siem, produksi kecap mulai berganti nama menjadi “Mirama”. Sebagai ciri khas, gambar label kemasan botol menggunakan nuansa batik.
Dengan cita rasa manis yang cukup pekat, Kecap Mirama banyak digunakan sebagai bumbu olahan nasi goreng, bakmi jawa, hingga gongso.
4. Kecap Manis Cap Sawi – Kediri (1935)

Di Kediri, Jawa Timur, Kecap Cap Sawi adalah favorit warga lokal. Di tengah persaingan bisnis kecap manis, Kecap Cap Sawi yang dirintis oleh Hwan Gwan Ing sejak tahun 1935 ini mampu bertahan.
Produksinya menggunakan kedelai hitam terbaik untuk mempertahankan kekentalan dan cita rasa asli agar tak berubah. Ada juga campuran rempah-rempah yang membuat kecap ini tahan lebih lama tanpa bahan pengawet.
5. Kecap Maja Menjangan – Majalengka (1940)

Di Majalengka, ada Kecap Maja Menjangan yang populer. Sekitar tahun 1940, H. Saad Wangsadidjaja merintis usaha Kecap Manis Maja Menjangan. Kini, usaha pabrik kecap diteruskan oleh anaknya, Suhardi.
Kecap Maja Menjangan masih menggunakan teknik fermentasi pada proses produksinya. Proses pengolahannya pun masih mempertahankan cara tradisional warisan sang pendiri.
Rasanya manis sedang, dengan sedikit rasa gurih. Selain itu, walaupun tak menggunakan bahan pengawet, kecap manis ini masa kadaluarsanya mampu bertahan hingga dua tahun.
***
Kelima merek kecap manis lokal tersebut hingga kini eksis bertahan di tengah gempuran merek-merek besar lainnya. Dengan mengandalkan resep turun temurun, kecap-kecap tersebut masih mampu menghadirkan rasa yang sama bagi para penggemarnya. Adakah di antara kelima kecap manis lokal tersebut yang sudah pernah kamu cicipi cita rasanya?***